Sabtu, 17 Desember 2016

Dilema Orang Kota Bagian 2

Tags

Bukanlah tak mungkin

Hilangnya sarana-sarana untuk hubungan dalam keadaan paling apa yang ada seperti lapangan itu, tidak di rasa juga merubah pola rekanan diantara sesama penghuni apartemen.

Di kampung, beberapa orang-tua bisa tertelan juga oleh aktivitas. Tetapi, anak-anak berkelahi di lapangan dapat jadi argumen untuk beberapa orang-tua berjumpa. Dari masalah sungkan, tidak enak, basa-basi, sampai mencari jalan keluar berbarengan, dapat berawal dari masalah anak-anak.

Baca Juga : Desain Ruko Minimalis dan Desain Dapur Minimalis

Demikian sebaliknya, di apartemen, tetangga bisa-bisa cuma masalah nasib bisa pintu bersebelahan. Itu juga semasing pintu tertutup rapat. Ada beberapa puluh pintu berderet serta bertemu namun lorong diantara pintu-pintu itu lengang.

“Sebenarnya, tempat tinggal vertikal tidak selamanya jadi jalan keluar pas untuk terbatasnya tempat di negara-negara yang masihlah kental kultur guyub-nya, terlebih di kelompok orang-orang menengah serta bawah, ” tambah Deddy.

Deddy merekomendasikan, ada perhatian serius pada keperluan psikososial, preferensi, serta pola hidup warga di lingkungan yang bakal di bangun tempat tinggal vertikal, baik oleh pengembang ataupun pemerintah.

Ilustrasi kehidupan bertetangga di apartemen
”Kalaupun tempat tinggal vertikal tak dapat dijauhi, mesti diakali dengan penyediaan ruangan umum yang cukup untuk penyaluran kesibukan warga serta pembatasan jumlah lantai. Umpamanya, tertinggi empat atau lima lantai saja, ” kata Deddy.

Di Jakarta, kesadaran masalah semakin susutnya hubungan sosial—bahkan masalah bertegur sapa dengan tetangga—itu juga telah jadi kesadaran umum.

Seperti diambil Kompas pada 25 Januari 2016, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan dapat bangun sekurang-kurangnya satu taman untuk tiap-tiap 2. 500 masyarakat Jakarta.

Baca Juga : Desain Plafon Gypsum dan Desain Ruang Tamu Minimalis

”Supaya Ayah Ibu lebih kenal dengan tetangganya, tahu kondisinya, mungkin ada yang sakit, perlu pertolongan modal atau keperluan lain, dapat selekasnya dibantu atau dilaporkan ke pemerintah setempat, ” tutur Basuki.

Hidup di apartemen juga semestinya tak menghambat “naluri” untuk sama-sama kenal dengan tetangga. Mengutip arti Deddy, semuanya tinggal masalah langkah mengakali kondisi, tidak kecuali menanggapi dilema masalah rumah orang kota ini.

Tempat tinggal vertikal Cairnhill Nine di Singapura, umpamanya, didesain untuk mengaplikasikan filosofi “keterhubungan”. Berada di lokasi pusat usaha ekonomi global, apartemen ini menempatkan slogan “Building People Building Community”, dengan semua sisi sama-sama tersambung.

Harapannya, keterhubungan itu bakal jadi besar kesempatan sesama penghuni untuk berjumpa. Biasanya berlangsung “kebetulan berjumpa”diharapkan dapat buka pembicaraan sebagai awal hubungan sosial yang lebih intensif.

Bila telah demikian, adegan ketuk pintu “tetangga” satu lorong apartemen juga harusnya bukanlah lagi hal aneh, terlebih sebatas sama-sama bertukar senyum waktu berpapasan di lorong. Gerutuan seperti miliki Rindra dalam Urbanis Apartementus dengan juga sendirinya tidak bakal ada, kan?

Media Partner : RumahAsik.com dan HargaMotor7.com
Sumber : Kompas.com


EmoticonEmoticon